Jumat, 26 Juli 2013

Ketika Para Akhwat menjadi Idaman



            Mungkin ada sebagian wanita senang ketika digoda oleh lawan jenisnya. Dibilang cantik, seksi, manis, imut-imut, anggun dan lain sebagainya yang berbau gombalan berupa pujian.
Coba deh, wanita mana yang tidak suka disanjung ??
           Lalu, bagaimana dengan mereka para akhwat yang setia menutup auratnya dengan rapat? Apakah mereka digoda seperti itu juga? Jawabannya adalah ya, mereka digoda tapi dalam kalimat-kalimat yang berbeda. Bukan seksi yang terlontar dari para penggombal. Namun, “Assalamu’alaykum cantik, sholehah banget. Hati ini seakan akan tentram dengan hanya melihat mu”.,, Huaaa ini modus penggombalan islami kali yaaa.
            Sebenarnya walau para akhwat ini tidak berdandan pun mereka pasti akan terlihat cantik dengan menutup auratnya rapat-rapat. Ya, rapat-rapat bukan berarti menggunakan kain yang rapat. Yuks mari kita pahami benar-benar makna afirman Allah SWT dibawah ini.
"Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[**] ke seluruh tubuh mereka".yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (al ahzab:59)
[**] Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
Para akhwat sudah menjulurkan kain panjang untuk menutup aurat. Namun, masih ada saja yang menggoda. Nah, kalau ini terjadi, berarti ada yang salah dengan tingkah kita atau bermasalah dengan orang yang mengagumi kita.

Kasus yang satu ini berkaitan dengan interaksi antara ikhwan dan akhwat saja. Namun ternyata, meskipun sudah sama-sama mafhum islam, terkadang godaan syetan tak terbendungkan. Laki-laki dengan sikap serba biasanya menimbulkan keambiguan yang diinterpretasikan perempuan yang mudah 'ge-er' (gede rasa). Makanya, mengapa pada akhirnya butuh  penjagaan yang ketat dari keduanya. Karena, sedikit saja salah bertingkah, bisa jadi menimbulkan prasangka-prasangka aneh yang tidak diinginkan. Alhasil ya wajar jika seorang akhwat harus mengatur senyumannya, menjaga interaksinya tidak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. "Like" status orang tidak sembarangan, komen status orang tidak sembarangan, tidak memberikan emotion yang multitafsir, tidak menampakkan keindahan diri, dan banyak lagi. Itu semua bukan semata-mata karena terlalu lebay atau apa, tapi begitulah penjagaan dan sikap waro' (kehati-hatian) dari perempuan.
Ketika sudah berupaya berhijab dengan baik bahkan telah menjadi bagian dari hidupmu, pasti akan selaras dengan tingkah laku kita untuk menjaga image hijab kita secara tidak langsung. Hijab akan menjaga hati dan jiwa kita. Seperti lagunya OSD itu lhoo. Namun terkadang kita tidak mengetahui bahwa tingkah laku kita ini mencuri hati para ikhwan. Mereka perlahan mulai melirik kita dan mulai menancapkan sosok  kita dalam memori mereka pada kategori wanita sholehah idaman. Jika demikian, apakah ini semua salah kami para akhwat?  Bukankah kami berkewajiban berhijab juga untuk melindungimu para ikwan? Melindungimu agar tidak menggetarkan sinyal-sinyal yang ada pada dirimu. 
Banyak yang mengatakan itu adalah salah para wanitanya, ya kami para wanita memang sangat menarik. Tapi janganlah tarik kami juga para akhwat untuk menjadi alasan terciptanya  angan-angan yang lebih dalam pada hatimu. Kami para akhwat sudah berupaya menjaga diri kami, namun bantulah kami juga wahai para ikhwan untuk menundukkan pandanganmu. Allah subhanahuwata'ala berfirman:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".(TQS. An-Nur : 30)
Biasanya, terkadang seorang aktivis juga dilanda deformasi (pergeseran) niat. Semula niatnya karena Allah, eh malah jadi untuk eksistensi. Semula niatnya ingin mencapai pahala Allah, eh malah jadi ingin dilihat dan dipuji orang lain. Semula karena ingin menyiapkan tiket untuk bertemu dengan Allah di Syurga nanti, eh malah jadi menyiapkan tiket untuk ketemu jodoh. Ckckck, astaghfirullah.. Begitulah cara syetan mengusik hamba-hambanya. Masa, sih, kita kalah sama syetan? Mereka aja gak pernah putus asa, masa kita mudah putus asa begitu saja? Maka, mari kita senantiasa meluruskan kembali niat kita untuk berdakwah dijalan-Nya. Tidak ada hal lain yang kita harapkan dari dakwah ini selain ridho-Nya. Hanya itu saja, bukan yang lainnya.

wallohu'alam bi ashowab..

Tidak ada komentar :

Posting Komentar